Sabtu, 06 Januari 2018

SEHANGAT SELIMUT SANG KEKASIH

Siapa yang tak kenal dengan Ibunda Khadijah binti Khuwailid ra ? Ya, Ibunda Khadijah binti Khuwailid ra merupakan kekasih sejati Baginda Rasulullah SAW, Muhammad bin Abdullah.

Bagi Rasulullah SAW, Khadijah tak sekedar isteri yang posisinya disamping suami. Tapi Khadijah adalah sahabat terkasih, tempat berbagi cerita suka dan duka, pelindung ketika luka, penolong dakwah yang sangat mulia.

Ibunda Khadijahlah orang pertama yang masuk Islam. Paling taat, paling dermawan, berpikiran matang, penyayang, selalu menjaga kehormatan dan selalu mendukung dakwah Rasul. Sanjungan Rasulullah SAW kepada isteri pertamanya ini tak pernah habis meski beliau memiliki isteri lainnya. Bahkan membuat Aisyah ra, isteri Rasulullah SAW yang paling muda selalu dibakar api cemburu pada Khadijah, meskipun Khadijah sudah lama tiada.

Perjalanan hidup Rasulullah SAW bersama Khadijah binti Khuwailid bermula dari sebuah perdagangan. Muhammad yang kala itu masih seorang pemuda yang gagah dan terkenal jujur, bekerja membawakan barang-barang dagangan Khadijah.

Hingga Allah SWT mempertautkan hati keduanya. Maka pernikahan yang agung pun terlaksana atas izinNya. Dua puluh ekor unta menjadi mahar dari Muhammad, atas pinjaman pamannya, Abu Thalib.

Kedua pengantin dari keturunan yang bersih dan terpelihara. Khadijah terkenal dengan gelar Ath Thahirah (wanita yang suci). Muhammad terkenal dengan gelar Al Amin (lelaki yang terpercaya). Maka layaklah pernikahan ini dikenal dengan Pernikahan Agung dan Mulia.

Ketika Muhammad memasuki usia 40 tahun. Beliau sering bermunajat kepada RabbNya di Gua Hira. Khadijah senantiasa setia menyiapkan bekal untuk sang kekasih tercinta.

Sampai suatu ketika suaminya ini datang dengan muka sedikit pucat. Khadijah pun menyambutnya dengan rasa khawatir. Muhammad berkata kepada isterinya, "Selimutilah aku, selimutilah aku." Khadijah pun segera menyelimuti suaminya dengan kasih sayang. Dibiarkannya beliau sampai tenang.

Dengan sabar didengarkannya semua cerita suaminya. Tentang pertemuan beliau dengan Malaikat Jibril. Hingga Muhammad berkata, "Aku sangat ketakutan."

Khadijah pun berkata, "Jangan khawatir. Berbahagialah, sesungguhnya Allah tidak mungkin akan menghinakanmu dengan kejadian itu. Karena engkau memiliki akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang terpuji."

Subhanallah, sungguh lisan Khadijah menyejukkan hati suaminya. Sehangat selimut yang diberikannya. Sejak hari itu tugas mulia dan berat dijalani Muhammad, sebagai Rasul Allah. Rasul terakhir, penutup para Anbiya. Dan Ibunda Khadijah, seorang isteri yang sangat mulia lagi agung mendampingi beliau dengan setia.

Ibunda Khadijah lah yang menenangkan beliau dikala gundah, memberikan kenyamanan dikala beliau lelah. Ibunda Khadijah juga yang senantiasa mendukung dakwah sejak awal, dengan tenaga dan hartanya, dengan keikhlasan yang tak ada bandingannya dengan wanita manapun. Hingga Allah SWT mengabarkan langsung kepadanya tentang istana disurga untuknya.

Sekelumit episode kehidupan Rasulullah SAW ini begitu indah. Apatah lagi seluruh perjalan hidup beliau. Semoga tulisan singkat ini menjadi penambah kecintaan kita kepada beliau. Dan penyemangat untuk terus berdakwah menegakkan kalimat Allah.

Laila Thamrin
05012018

*Inspirasi dari buku "35 Sirah Shahabiyah" by Mahmud Al Mishri

#Day5
#1Day1Post2018
#ODOP2018
#NulisYuk
#TemaSirahRasulullah
#Revowriter
#AMK4
#PenulisBelaIslam
#BeraniNulisBeraniDakwah
#copasFBsaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar