Minggu, 23 September 2018

Buka Mata Buka Hati #15

Lautan Kasih Sayang

Teriknya sinar sang surya seakan menguapkan seluruh persediaan air dalam tubuhku. Dahaga menyerbuku. Bukannya tak ada air ataukah tak sempat minum barang seteguk. Tapi ketaatan pada Rabbul Izzati yang menuntunku untuk tak makan dan minum hari itu.

Tepat 10 Muharram 1440 H, hari Asyura yang disunnahkan puasa bagi muslim. Dan aku pun berusaha tegar menjalaninya. Begitu pula si bungsuku. Meski terlihat kusut mukanya kala kujemput sekolah. Trus mengadu, "Ummi, teman-teman banyak yang gak puasa. Naura haus, Mi."

"Yang sabar ya, Nak. Hari ini puasa sunnah. Yang mengerjakannya dapat pahala sunnah. Yang hari ini tak puasa terlihat enak. Tapi mereka tak dapat pahala sunnah, meski mereka tak berdosa. Naura mau gak dapat kenikmatannya nanti di surga? Teman-teman yang gak puasa belum tentu dapat loh di surga,"kujelaskan demi menenangkannya.

"Mau dong, Mi." Riang dia menjawabku. Meski suaranya sedikit lemes.
Kami pun meluncur pulang.

Saat di rumah segera Naura melepas baju dan berendam di baskom besar. Biar adem katanya. Ya, cuaca hari itu memang sangat menggigit panasnya. Sudah dinyalakan kipas angin saja, panasnya masih membara. Subhanallah.

Setengah jam berendam bikin adem. Seger. Lalu segera Naura pakai baju. Bedak. Wangi deh. Trus tetiba bilang, "Mi, hari ini Ummi belum ada cium Naura," sambil rebahan di sampingku.

"Oh iya ya...Ummi lupa." Segera kupeluk dan kuciumi dia dengan sepenuh cinta.

"Suka gak diciumi Ummi, Nak."

"Ho-oh." Angguknya cepat sambil tersenyum, menampakkan sederet giginya meski ada jendelanya, alias ompong.

Ya, bungsuku sudah usia 9 tahun. Tapi suka sekali dicium. Apalagi kalau selesai mandi, pasti minta dicium Ummi.

*****

Kadang kita lupa memberikan sekedar ciuman pada anak-anak kita yang mulai besar, bahkan beranjak remaja. Terlebih pada anak lelaki. Padahal, bagi seorang anak, ciuman ayah dan ibunya ternyata menunjukkan bahwa kedua orangtuanya masih peduli padanya. Masih sayang dan cinta.

Anak keduaku yang laki-laki juga begitu. Dia semringah sekali jika kulayangkan ciuman ke pipinya. Padahal dia sudah SMP kelas delapan loh.

Begitupun sulungku. Gadis manis yang sudah duduk di bangku SMA kelas dua belas. Jika  kucium pipi kanannya, pasti pipi kirinya disodorkan juga. Bahkan minta dipeluk. Begitulah anak-anakku.

Menurut sejumlah penelitian yang dipublikasikan jurnal Proceedings of The National Academy of Sciences, pelukan dan ciuman pada anak ternyata dapat menambah jumlah produksi hormon oksitosin dan endorfin yang memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental anak-anak.(muslimah.me)

Situs www.beranihijrah.org melansir, bahwa seorang psikolog klinis dari Children’s Mercy Hospital and Clinics di Kansas City (AS), Edward R.Christopherson.Ph.D, menyatakan jika pelukan lebih efektif dari pujian atau ucapan sayang karena membuat anak merasa dicintai dan dihargai, bukan karena mereka telah melakukan sesuatu tapi karena dirinya apa adanya. Bahkan hal ini bisa  memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin antara orangtua dan anak.

Hmm, ternyata mencium anak banyak manfaatnya. Utamanya mendapatkan pahala. Sekaligus menghidupkan kasih sayang dan cinta antara anak dan orangtua. Bahkan Rasulullah Saw, sang teladan kita, juga telah mengajarkan hal serupa. Jauh sebelum orang-orang masa kini memahaminya.

“Perbanyaklah kamu mencium anak cucumu karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga.” (HR. Bukhari)

Abu Hurairah ra berkata, "Nabi saw mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah saw pun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Ternyata, curahan kasih sayang kepada anak-anak kita nampak terasa bagi mereka kala menciuminya. Dan mereka merasakan kebahagiaan yang tak terperi saat ciuman kita mendarat di pipi atau keningnya.

Lautan kasih sayang sungguh tak bertepi.
Dalam, hingga sampai ke hati.
Menciumi anak hanyalah seteguk kasih dan cinta.
Dari sepasang orantua yang mulia.
Hanya berharap rahmat dari Illahi Rabbi
Maka, sudahkah anda mencium anak-anak hari ini? 😄

Laila Thamrin
21092018

#BermainKata009
#NgajiLiterasi
#Revowriter

Jumat, 07 September 2018

Buka Mata Buka Hati #14

Sensasi Jumat Berkah

Alhamdulillah, kembali dipertemukan Allah dengan hari Jumat. Setiap bertemu Jumat, rasanya hati ini berbeda. Saya merasa selalu senang di hari Jumat. Bukan karena pulang kerja lebih cepat loh ya...hehe. Tapi sensasi berkah di hari Jumat selalu melekat.

Salamah dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as. Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu.” (HR.Muslim)

Jumat itu hari istimewa. Salat yang hanya diwajibkan bagi laki-laki muslim adalah salat Jumat. Memotong kuku dan menggunting rambut di hari Jumat dapat pahala sunnah. Setiap doa yang dilangitkan di hari Jumat niscaya akan dikabulkan Allah. Keberkahan dan keagungan hari Jumat sungguh membuatnya seperti hari Raya umat Islam.

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah Saw bersabda: “Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jumat, Sabtu, dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk.” (HR. Muslim)

Tersebab Jumat yang penuh berkah ini banyak muslim yang memanfaatkan Jumat untuk bersedekah. Seperti hari ini, pagi-pagi saat saya berangkat ke tempat mengajar, saya sudah semringah melihat ada yang buka warung sedekah. Ada juga yang warungnya hanya bermodalkan sebuah meja di pinggir jalan dan bertajuk "makanan gratis." Uwow...masyaAllah.

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata tentang keutamaan hari Jum’at, “Bahwasanya sedekah di hari Jum’at dibandingkan semua hari dalam sepekan seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan selainnya.”

Iri rasanya melihat mereka yang ringan hati dan tangannya untuk berbagi. Meniatkan hati juga untuk bisa selalu berbagi, meski dompet tak selalu penuh berisi.
Tak salah memang untuk selalu bersedekah. Baik dalam keadaan sempit, terlebih lagi jika saat lapang. Karena sejatinya harta untuk disedekahkan tak berkurang.
Rasulullah Saw bersabda :
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim)

Bahkan Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat bagi yang bersedekah. Menggiurkan!  Rugikan kalau kita tak bersedekah?

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Rasulullah Saw pun telah menguatkan dalam sabdanya :
“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi)

Hmmm....tunggu apa lagi. Jadikan sedekah bagian hidup kita. Bila tak mampu banyak, tak apa sedikit. Bila tak bisa dengan uang, dengan apapun boleh kok bersedekah, asalkan barang yang halal. Makanan, pakaian, buah-buahan.  Bahkan sebutir kurma saja bisa jadi sedekah.

Tak hanya barang, berbuat baik pun bisa bernilai sedekah. Menyingkirkan sesuatu yang menghalangi jalan bisa jadi sedekah. Bahkan hanya seulas senyuman pada orang lain sudah menjadi sedekah pula. MasyaAllah, begitu indah bukan?

Rasulullah Saw bersabda :

“Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.”(Muttafaqun 'alaih)

“Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu merupakan sedekah bagimu.”(HR.Bukhari)

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”(HR.at Tirmizi)

Salam Jumat Berkah...😊🙏

Laila Thamrin
07092018

#inspirasihariini
#jumatberkah
#gerakandakwahuntukmedsos
#dakwahtakmeluluceramah
#revowriter