Senin, 25 Juni 2018

Buka Mata Buka Hati #09

KEMBALI

Allah Swt berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا مَتٰعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran : 185)

Ya, setiap makhlukNya pasti kan kembali lagi kepada Sang Khalik. Dia lah yang berkuasa menetapkan kapan manusia dilahirkan ke dunia dan kapan harus kembali lagi.

Dunia hanyalah persinggahan sementara. Ayah, ibu, saudara, isteri, suami, anak, kerabat dan sahabat hanya menemani sementara. Lahir sendiri dan kembalipun sendiri. Hanya satu yang menemani, amal sholih.

Hari ini semua bersedih, tersebab seorang Da'i telah dipanggil oleh Sang Khalik. Seorang da'i yang menginspirasi banyak orang. Karena hijrahnya yang fenomenal ditengah ketenarannya sebagai rocker terkenal papan atas Indonesia tahun 1990-an silam. Dan di tahun 1996 dia memutuskan untuk hijrah. Meninggalkan panggung seninya. Dan beralih pada jalan dakwah.

Ya, siapa yang tak kenal KH. Hari Moekti. Ceramahnya menghentak. Membuat tiap kepala yang mendengarnya berpikir ulang tentang dirinya masing-masing. Tak kenal takut. Tanpa tedeng aling-aling menyampaikan kebenaran, meski kecut kan dirasakan jama'ah yang hadir. Namun kehadirannya selalu dinantikan. Selalu dirindukan. Membludak selalu jama'ahnya.

Beliau salah seorang pejuang terdepan penegakan syari'ah dan khilafah. Mendakwahkan Islam kepada umat Islam di seluruh pelosok Indonesia. Tak kenal lelah. Meski harus menempuh jalan yang jauh.

Selamat jalan Ustaz. Semoga dari lisanmu banyak membawa kebaikan dan perubahan pada banyak orang. Dan mengalirkan pahala untukmu. Sebagai bekalmu di yaumil hisab.

Semoga kami pun kan selalu melakukan kebaikan dan keta'atan sepertimu. Dan istiqomah dalam jalan Islam ini. Aamiin.

Laila Thamrin
25062018

#inmemoriam
#UstazHariMoekti
#pejuangsyariahdankhilafaha

IED MUBARAK

Jepretan
kemacetan kala mudik dan lelahnya menenteng sejibun tas. Wajah kuyu, lelah dan bermandikan keringat tak lupa diupload bersama sejuta harapan bertemu keluarga besar di udik. Namun semangat lebaran memompakan energi yang tak terkira besarnya. Hingga semua kepenatan fisik dan psikis terbang bagaikan angin. Tak berbekas. Apalagi terbayang muka emak, abah, nenek, kakek, keponakan, adik-kakak, dan semua handai taulan di kampung. Kami Pulang....

Idulfitri pasti memberikan cerita seru dan membahagiakan.  Lihat saja, linimasa medsos bertabur kebahagiaan. Kalaupun disela-sela kebahagiaan terselip cerita sedih yang tak diharapkan, akan segera di"skip" sementara. Agar kebahagiaan tetap terpancar di hari nan fitri ini.

Ketemu keluarga besar pasti seneng tak terkira. Sampai kadang "lupa diri". Ngobrol ngalor ngidul, tapi jangan lupa jaga lisan! Ngobrol seperlunya. Bahagia sepuasnya. 😄

Idulfitri juga ternyata membawa keberkahan pada semua. Rezeki berlimpah, dari mulai makanan, minuman hingga ada yang berbagi uang di hari Lebaran. MasyaAllah....
Eh ada juga loh pemutihan utang, senengnya...alhamdulillah, barakallahu alaikum. 😊

Moga momen Idulfitri kali ini benar-benar menjadi pembuka bagi kebaikan kita seterusnya. Awal perubahan untuk terus istiqomah. Sudah terbiasa mengerjakan yang sunnah selama Ramadan, moga terus berlanjut diluar Ramadan. Kewajiban utama jangan sampai ditinggalkan. Apalagi kewajiban dakwah yang sangat urgen untuk perubahan umat pada kebaikan. Agar kejayaan Islam kembali lagi ke pangkuan kaum muslimin.

Happy Ied Mubarak ! 😍😍

Laila Thamrin
17Juni2018
03Syawal1439H

#latepost
#iedmubarak
#idulfitribersamarevowriter
#syawal
#happyfamily

Rabu, 13 Juni 2018

Buka Mata Buka Hati #08

DETIK PERPISAHAN

Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Dan setiap perpisahan sering meninggalkan kesedihan. Meski tetap berharap kan berjumpa kembali nanti.

Hari ini usia Ramadan yang ke-29. Sekejap lagi dia akan pergi meninggalkan kita. Padahal rasa baru saja bertemu. Baru saja menikmati perubahan pola makan. Perubahan perilaku yang diajarkan Ramadan. Menjadi lebih belajar sabar, rendah hati, khusuk beribadah, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Bahkan obral pahala dari Rabb semesta alam pun begitu besar. Apalagi disepuluh hari terakhir Ramadan.

Rasulullah Saw bersabda :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhari)

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah ra Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari)

Gunakan kesempatan terakhir dipenghujung Ramadan ini untuk berdekatan dengannya. Peluk erat Ramadan. Jangan biarkan sisa malam terakhir ini kita lewatkan begitu saja. Tahan kantuk kita, buka mushaf, gelar sajadah dan sholatlah, perbanyak zikir, mohon ampunan sebanyak-banyaknya, dan berdoalah untuk kejayaan Islam.

Berdoalah di detik perpisahan dengan Ramadan ini agar dakwah Islam terus menggelora. Menyelusup keseluruh lapisan umat dan relung-relung jiwa mereka. Mengokohkan barisan para pejuang syariatNya. Menguatkan pundak para pengusung tegaknya Khilafah Rasyidah dimuka bumi ini.

Agar Allah jadikan Ramadan tahun ini terakhir tanpa Khilafah. Dan tahun depan kita bertemu kembali dengan Ramadan yang berbeda. Dalam satu naungan, satu kepemimpinan dan satu hati. Di bawah panji-panji Rasulullah. Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwwah.

Laila Thamrin
13062018-Malam
29Ramadan1439H

#RamadanBersamaRevowriter
#MenggapaiLailatulQadar

Selasa, 12 Juni 2018

Buka Mata Buka Hati #07

HARI-HARI RAWAN

Alhamdulillah, kita sudah menapaki Ramadan sampai di hari ke 26. Masih puasa dan beramal salih kan Mak?
Ini hari-hari rawan deh. Karena Ramadan hampir berakhir dan kegembiraan Syawal pun siap menyambut kita. Aroma kastengel dan nastar mulai menyeruak. Ketupat sudah melambai-lambai. Bayangan daging ayam empuk terhidang di meja makan juga mulai seliweran. Dah ngitung-ngitung uang juga nih buat anggaran ekstra bikin hidangan  Lebaran. Hmmm....yummy. 😋

Nah, kalo sudah di sesi terakhir pertarungan ini, biasanya emak-emak pada galau. Antara mau mengkhatamkan baca Alquran atau bikin kue lebaran? Dan tambah galau lagi, antara pergi ke pasar beli baju baru, bahan untuk sajian lebaran atau lanjut nambahin bacaan qurannya? Malamnya ntar tepar, lupa tarawih apalagi munajat di sepertiga akhir malam. Padahal ini momen penting buat menjaring pahala. Rugi buat dilewatkan tanpa kesan.

Apalagi buat yang mau mudik lebaran, kudu banyak persiapan nih. Packing baju, oleh-oleh dan pernak-pernik lainnya. Ribet ya Mak. Tapi happy pasti. Hehe...benar apa benar mak? 😁

Manusiawi memang, ketika Lebaran akan tiba kita bersemangat menyambutnya. Bahkan kadang yang gak puasa atau puasanya selang seling (emang boleh??) semangatnya lebih besar untuk berlebaran. Dunia terbalik.

Lebaran itu ibarat reward terindah yang diberikan Allah Swt secara langsung, bagi orang yang telah melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Seperti orang menang tanding lah...kan yang menang yang dapat hadiah dan yang paling bahagia dan sumringah. Meskipun pihak yang kalah atau penontonnya tak dilarang untuk happy juga. Hehe...

Baiklah, tak apa. Meski yang tak bertanding ikut  merayakan Lebaran, tak ada yang melarang. Tak boleh ada orang yang menghalangi siapa pun untuk ikut bergembira saat Idul Fitri tiba. Karena yang berhak menilai puasa seseorang diterima atau tidak hanyalah Allah semata.

Sukacita Idul Fitri takkan tergantikan dengan perayaan apapun. Tak ada bandingannya dengan kegembiraan apapun. Bagi saya pribadi, saat yang paling membahagiakan adalah saat lulus kuliah, saat menikah, saat melahirkan anak dan saat merayakan dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

Oke deh Mak...selamat siap-siap menyambut Lebaran ya.
Tapi jangan lupa, ngaji qurannya tetap dijalankan. Puasanya tetap pertahankan. Sedekahnya terus digencarkan. Dan zakat fitrahnya jangan ketinggalan. Apalagi kalozakat maalnya sudah sampai hitungan, harus disegerakan. Mumpung masih Ramadan. Jangan sampai Ramadan berlalu dan kita hanya termangu. Tanpa memperoleh sesuatu yang bermakna.

Rasulullah Saw bersabda :

” Barang siapa yang berpuasa sehari pada jalan Allah niscaya Allah akan manjauhkan mukanya dari api neraka (sejauh perjalanan) 70 tahun.” (HR. Al-Bukhari)

” Di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan; pada hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya (dan) tidak seorang pun selain mereka memasukinya…..” (HR. Al-Bukhari)

Laila Thamrin
11062018
26Ramadan1439H

#RamadanBersamaRevowriter
#RamadanMubarak

Buka Mata Buka Hati #06

DUKA PALESTINA, DUKA KITA

Duka Palestina tak berkesudahan. Setiap hari mereka selalu dihujani dengan peluru. Sampai hari ini berita duka kembali menyeruak. Seorang tenaga medis telah tertembak dan syahid. Zionis Israel -laknatullah 'alaih- telah menembaknya, meski paramedis ini telah mengangkat tangannya tanda mereka tak bersenjata dan mereka hanya bertugas mengevakuasi korban dan merawatnya.

Namun, peluru sniper Israel telah dimuntahkan dan menembus tubuh gadis Gaza ini. Razan Asyraf  Annajjaar telah syahid diusianya yang masih belia, 21 tahun. Pada saat dia menolong para pejuang hari Jumat, 1 Juni 2018 kemarin di perbatasan timur Khan Younis, Jalur Gaza Selatan.

Patah tumbuh, hilang berganti. Gugur satu, tumbuh seribu. Satu pejuang gugur, maka akan lahir ribuan pejuang lainnya untuk membela tanah Palestina. Tapi sampai kapan ini terus berlanjut?

Saatnya ada satu kekuatan besar untuk membendung Israel dan sekutunya ini. Dan merebut kembali tanah Palestina dari tangan mereka untuk dikembalikan pada kaum muslimin.

Saatnya umat bersatu dalam naungan Khilafah Rasyidah, agar satu komando, satu langkah dan satu kekuatan. Karena Khilafah adalah perisai (junnah) bagi seluruh umat Islam di dunia.

Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya seorang Imam (penguasa) itu bagaikan perisai (junnah). Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya." (HR. Muslim)

Laila Thamrin

17 Ramadan 1439H
02 Juni 2018

#SavePalestina
#IslamSelamatkanNegeri
#KhilafahAjaranIslam
#RamadanMubarak
#RamadanBersamaRevowriter

Buka Mata Buka Hati #05

MENOREHKAN KEMBALI PERADABAN ISLAM, SEBUAH KENISCAYAAN
Oleh : Laila Thamrin (Praktisi Pendidikan - Revowriter)

Kian hari rasanya kian bertumpuk masalah menghampiri kehidupan ummat. Tak hanya di negeri ini, tapi juga di seluruh negeri-negeri muslim di dunia.

Di negeri ini, harga kebutuhan pokok terus meroket.  Harga BBM pun terus meningkat. Layanan kesehatan semakin rumit dan mengikat. Pendidikan makin sekuler. Keamanan pun tak menjamin rasa aman. Semua begitu lekat dengan hidup kita sekarang.

Rakyat kebingungan. Mereka butuh kepastian akan kesejahteraan hidupnya. Negara berperan besar untuk melindungi dan menjamin ketentraman pada rakyatnya. Namun sayang, sepertinya harapan rakyat untuk kebaikan hidupnya seolah seperti pungguk merindukan bulan. Bagaimana tidak. Sumber daya alam negeri ini diobral ke negeri lain. Sementara para  pembesar negeri hidup bergelimang harta. Lalu, dengan apa rakyat  disejahterakan?

Ketersediaan bahan pangan, sandang dan papan tentu perlu biaya untuk mengolahnya. Pendidikan, kesehatan dan keamanan juga perlu sarana dan prasarana yang layak. Tak dipungkiri bahwa semuanya perlu dana untuk menyediakannya. Darimana sumber dananya jika negeri ini sudah tak punya apa-apa?

Akhirnya negeri ini terlilit utang  yang terus bertambah setiap tahunnya. Tak cukup itu, rakyat yang sudah menderita masih pula dilirik hartanya. Pajak ditarik pada semua strata. Bahkan dana zakat dan haji milik ummat pun diinvestasikan  untuk menutupi kekurangan biaya pembangunan negeri. Tidakkah ini semakin memperparah derita rakyat.

Semua ini terjadi karena kuatnya cengkraman Kapitalisme di negeri-negeri Islam. Yang menjadikan manfaat sebagai tolak ukur setiap aktivitasnya. Tak ada standar halal-haram dalam kamusnya. Akibatnya, negeri muslim yang kaya raya terus dieksploitasi agar menguntungkan para pemilik modal. Hingga negeri-negeri Islam tergadai dalam kekuasaan korporatokrasi. Dan kaum muslimin pun menjadi kuli di negeri sendiri.

Namun umat Islam semakin cerdas dan menyadari bahwa kehidupannya harus diurusi oleh negara. Ada hak-hak mereka sebagai rakyat yang menjadi kewajiban negara melaksanakannya. Diantaranya, seorang laki-laki sebagai kepala keluarga berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menafkahi keluarganya. Dan kewajiban negara menyediakan lapangan kerja yang pas untuk setiap rakyatnya. Rakyat juga berhak menikmati semua sumber daya alam negaranya tanpa perlu membayar.

Dulu, saat peradaban Islam berjaya semua itu bisa dinikmati rakyat. Negara Khilafah menjadi penyokong kesejahteraan rakyat. Dan Khalifah berjuang keras untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Bahkan Khalifah Umar bin Khattab ra rela setiap malam berkeliling kota untuk memastikan semua rakyatnya terpenuhi haknya. Begitu pun Khalifah Umar bin Abdul Azis ra, membiarkan tubuhnya kurus dan rambutnya memutih karena selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Dan terbukti di masa pemerintahannya tak ditemukan yang berhak menerima zakat. MasyaAllah.

Jadi layak kiranya kita berharap agar syariat Islam segera diterapkan. Karena dengan syariat Islamlah persoalan ekonomi ummat kan terselesaikan. Masalah sosial pun kan terpecahkan. Pendidikan dan kesehatan pun kan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hingga keamanan hidup pun kan terwujud sebagaimana seharusnya.

Khilafah kan memberikan ketentraman dan  kesejahteraan bagi seluruh warga negaranya, baik muslim maupun non muslim. Karena Khilafah akan menjadikan Alquran dan Sunnah Rasulullah Saw sebagai Undang-undangnya. Dan Khalifah sebagai pemimpinnya kan berjalan di atas itu semua.

Selama 14 abad peradaban Islam telah membuktikannya. Sepanjang kurun waktu itu, kaum muslimin berada dalam Kekhilafahan Islam dan senantiasa dipimpin oleh seorang Khalifah. Kegemilangan peradaban Islam pun diakui oleh dunia. Dan tinta emas telah menorehkannya tanpa ada yang mampu menolaknya.

Maka adalah sebuah keniscayaan bagi umat untuk menorehkan kembali sejarah gemilang peradaban Islam. Dalam naungan Khilafah Rasyidah 'ala Minhajjin Nubuwwah.
Sebagaimana janji Allah Swt dalam firmannya :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُونَ

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nur : 55)

15 Ramadan 1439 H
31 Mei 2018

#IslamSelamatkanNegeri
#BanggaBerIslam
#KhilafahAjaranIslam