Selasa, 22 Januari 2019

Hidayah telah Bertandang

"Dunia ini hanya sementara..."
Kutipan indah ini disampaikan Raffi Ahmad saat pengajian perdana di rumahnya. Siapa yang tak kenal Raffi Ahmad? Seantero Indonesia Raya ini pasti kenal, karena dia seorang publik figur. Dunia entertainment menjadi kesehariannya. Yang lekat dengan kehidupan glamour.

Saat dia mengadakan kajian di rumahnya, tentu semua sahabat hijrahnya menyambut dengan suka cita. Dia ceritakan jikalau selama ini apa yang dia inginkan mudah sekali tercapai. Namun, hatinya terasa hampa. Dan Ustadz Abu Fida yang hadir saat itu mengatakan, bahwasanya itu tanda jika hidayah Allah sudah masuk. Ya, hidayah telah bertandang kepada Raffi. Tabarakallah !

Hidayah memang rahasia Allah. Hanya DIA yang berhak memilih siapa yang layak mendapatkannya. Tapi manusia, dengan akal pikiran yang telah dianugrahkan Allah kepadanya, sejatinya mampu menjemput hidayah itu segera.

Allah telah berikan banyak tanda-tanda di dunia ini yang mampu menghantarkan manusia pada petunjuk-Nya. Sebagaimana firman-Nya :

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

"Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di Bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa."

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,"

"mereka itu tempatnya di neraka karena apa yang telah mereka lakukan."
(TQS. Yunus : 5-8 )

Kita doakan bagi saudara, sahabat dan semua kenalan kita yang telah meniti jalan hijrah, semoga istiqomah. Begitupun dengan Raffi Ahmad dan keluarga.

Kita pun senantiasa berdoa, agar Allah tetapkan kita juga dalam jalan-Nya. Serta memperbanyak amal yang mendatangkan pahala. Karena sebaik-baik tempat kembali hanyalah Kampung Akhirat. Dan sebaik-baik bekal hanyalah amal shalih. Sedangkan dunia hanyalah sementara saja.

"Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (TQS. Al-An'am : 32)

@Laila Thamrin
(22012019)

#OPEy2019
#Day2
#Gemesda
#MenyalaBersamaRevowriter
#Revowriter5

Luruhnya Hati Sang Pembunuh Singa Allah

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."  (TQS. Al-Baqarah: 218)

Saat kita napak tilas perjalanan hidup Baginda Rasulullah Saw, tak pelak pasti akan kita temui awal hijrah beliau. Pun peperangan demi peperangan yang dilalui Beliau bersama para sahabatnya tercinta.

Adalah perang Badar, perang pertama yang terjadi setelah Negara Islam tegak di Madinah. Dengan kekuatan 300 pasukan kaum muslimin, Allah menangkan di atas 1000 pasukan kafir Quraisy. Tabarakallahu 'alaikum.

Dikabarkan bahwasanya dalam perang Badar telah terbunuh sekitar 70 orang Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan kaum muslimin.  Diantara yang terbunuh itu terdapat salah seorang pembesar Quraisy bernama 'Utbah. Juga adiknya Syaibah. Dan anaknya, Al-Walid bin 'Utbah.

Tiga lelaki  sedarah ini adalah ayah, paman dan saudara dari Hindun binti 'Utbah, seorang perempuan Quraisy, istri Abu Sufyan bin Harb, salah seorang tokoh pemuka Quraisy yang sangat membenci Islam yang dibawa Rasulullah Saw. Bahkan dia menjadi bagian tentara kaum musyrik Quraisy di perang Badar.

Kemarahan Hindun semakin memuncak. Darahnya mendidih saat mendapatkan kabar duka ini. Apalagi ternyata, anaknya pun telah menjadi korban dalam perang Badar tersebut. Menurut informasi yang diperolehnya, pembunuh orang-orang terkasihnya adalah Hamzah bin Abdul Muthallib, paman Rasulullah Saw. Maka dia pun bertekad untuk membalas kematian keluarganya dengan menjadikan Hamzah, Sang Singa Allah, sebagai salah satu target yang harus dibunuhnya pula. Selain Rasulullah Saw tentunya.  Dan sebagian kaum kafir Quraisy pun memiliki pemikiran serupa dengan Hindun.

Tepat setahun sejak perang Badar, orang-orang musyrik Makkah telah menyiapkan pasukannya untuk memerangi kaum muslimin. Dendam kesumat yang terpatri di hati mereka membuat semangat mereka bergelora. Sebanyak 3000 pasukan Quraisy telah disiapkan. Dan dalam pasukan ini terselip seorang budak milik Jabir bin Muth'im yang bernama Wahsyi. Seorang budak dari Habasyah yang diberikan tugas khusus oleh Hindun. Tidak lain tugasnya membunuh Hamzah, Sang Singa Allah. Wahsyi memiliki keahlian yang luar biasa dalam melempar tombak. Dengan iming-iming kebebasannya dan juga perhiasan emas berlian, Wahsyi menyanggupi tugas khusus ini.

Genderang perang Uhud pun telah ditabuh. Kaum muslimin merangsek pertahanan pasukan Quraisy dengan semangat jihadnya. Hamzah bin Abdul Muthallib terlihat menerobos pasukan Quraisy. Satu demi satu lawan dilumatnya. Pedangnya mengayun ke kiri dan kanan tak kenal ampun. Pasukan Quraisy pun terlihat kocar-kacir.

Namun, tanpa disadari oleh Hamzah, sepasang mata terus mengamati gerak-geriknya. Mencari celah peluang untuk melontarkan tombaknya. Dia berlindung di sela-sela pepohonan dan bebatuan. Dan disaat yang dianggapnya tepat, Wahsyi segera melemparkan tombaknya ke arah Hamzah. Seketika tombak itu menembus perut Hamzah. Hingga kematian pun menjemputnya. Singa Allah syahid di perang Uhud, diujung tombak Wahsyi.

Kabar kematian Hamzah bin Abdul Muthallib segera sampai ke telinga Hindun dan pasukan Quraisy. Bergegas Hindun dan perempuan-perempuan Quraisy lainnya mendatangi tubuh Hamzah. Mereka lalu merusak jenazah Hamzah dengan keji. Kepuasan nampak jelas dari wajah-wajah mereka. Terlebih, setelah perang Uhud dimenangkan oleh pasukan Quraisy. Sorak sorai kemenangam mereka semakin lantang.

Waktu terus berputar. Kaum muslimin terus mendapatkan kemenangan demi kemenangan atas izin Allah. Hingga tiba saatnya Rasulullah Saw dan para sahabat menaklukkan Makkah. Peristiwa Fathu Makkah menjadi kilasan sejarah Islam yang istimewa. Tak ada senjata. Tak ada pertumpahan darah. Saat itu Rasulullah Saw berkata kepada penduduk Makkah, "Siapa saja yang masuk rumah Abu Sufyan, maka dia selamat. Siapa yang meletakkan senjata, dia selamat. Dan siapa yang masuk ke dalam rumahnya, maka dia selamat."

Dan Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Hindun binti 'Utbah yang telah 20 tahun memusuhi Rasulullah Saw dan kaum muslimin, hari itu menyatakan ke-Islamannya tanpa paksaan dari siapa pun. Benarlah bahwasanya hati manusia berada diantara jari-jari Allah.

Saat Hindun berkata pada suaminya untuk menjadi pengikut Muhammad Saw, suaminya sedikit ragu. Tapi Hindun meyakinkannya dan berkata, "Demi Allah, aku tidak pernah melihat pemandangan manusia menyembah Allah dengan sebenar-benarnya di dalam masjid, seperti kulihat tadi malam. Demi Allah, mereka datang ke sana, lalu menunaikan salat, berdiri, ruku', dan sujud."

'Aisyah ra menuturkan, "Hindun datang kepada Nabi Saw seraya berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, selama ini tidak ada golongan di dunia ini yang paling aku harapkan agar Allah membinasakannya, daripada golonganmu. Tetapi hari ini, tidak ada golongan di dunia yang paling aku harapkan agar Allah memuliakannya, daripada golonganmu." Rasulullah Saw pun membalas, "Begitu juga aku. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya." (HR. Muslim no 8 dan 1714)

Dan suaminya pun saat itu melakukan hal serupa dengannya. Siapa yang menyangka Hindun dan suaminya akan menerima Islam tanpa perlawanan? Dan kita dapati Rasulullah Saw menerima keislaman mereka dengan ikhlas. Padahal keduanya begitu keras permusuhannya pada Islam. Bahkan kekejaman Hindun pada paman beliau, Hamzah, sungguh diluar kewajaran. Namun, tak ada yang menghalangi mereka untuk menerima cahaya Islam menerangi qalbunya.

Hindun binti 'Utbah berubah menjadi seorang perempuan muslimah yang salihah. Luruh sudah keangkuhan dan kejahiliyahannya. Dia tampil menjadi sosok muslimah yang sangat istimewa karena kecerdasannya. Allah telah menerangi hatinya dengan cahaya Islam. Memupus semua kedengkian yang sebelumnya melekat dalam dirinya. Dan dia berubah menjadi pembela Islam yang militan. Sekaligus menjadi seorang ahli ibadah dan memegang kuat janji setianya pada Rasulullah Saw.

Hijrahnya seorang Hindun patut kita teladani. Hijrah yang totalitas hanya menuju Islam Kaffah. Melepaskan seluruh kejahiliyahan yang sebelumnya telah memenuhi ruang hidupnya. Merobohkan semua berhala-berhala yang menjadi penghalangnya. Meninggalkan semua kekufuran yang awalnya menjadi denyut nadinya. Dan beralihlah hidup dan matinya hanya untuk Islam semata.


الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan." (TQS. At-Taubah : 20)


@Laila Thamrin
(20012019)

*Inspirasi dari buku "35 Sirah Shahabiyah" karya Muhammad Al-Mishri.


#Revowriter
#NgajiLiterasi
#Gemesda
#Hijrah

Dimana Al Junnah?

Heboh lagi perkara prostitusi online. Karena yang terjaring publik figur. Dan bayarannya fantastis. Bikin "takjub" sekaligus miris. Murah sekali harga sebuah kehormatan perempuan. Padahal, jika perempuan mempersembahkan dirinya hanya untuk suami halalnya, surga menantinya. Tak ada artinya harta dunia.

Tapi mengapa banyak yang menggadaikan  akhiratnya untuk kesenangan dunia yang hanya sekejap ini? Zina dilakoni, demi fulus semata. Akankah surga bisa dibeli dengan uang? Dunia sudah terbalik....😪

Makin gemes saat mendengar ada yang mendukung aksi jual kehormatan ini. Katanya, itu mengikuti hukum permintaan dan penawaran. Dan harga 80 juta merupakan penawaran yang di atas rata-rata. Kudu belajar banyak dari pelakunya supaya bisa memiliki harga tawar yang tinggi.
Aneh ... kehormatan perempuan jadi barang dagangan. Serendah itukah nilai sebuah kehormatan perempuan? Nastaghfirullah...😓

Fyiuh...tambah puyeng saya. Maksiat kok makin hari, makin banyak peminatnya. Banyak suporternya. Hati-hati loh, yang dukung kemaksiatan ntar kecipratan dosanya. Mau?? Saya sih 'emoh.'

Dunia sudah semakin lapuk. Umat terus terseret dalam arus Kapitalisme-Liberalisme. Semua bebas. Ukuran kebahagiaan hanyalah materi semata. Jika ada uang, kebahagiaan seolah segera datang. Tapi, benarkah ketentraman jiwa akan didapatkan para pemuja materi? Apakah kebahagiannya mampu bertahan lama? Ah, rasanya tidak...😒

Andai saja Islam menjadi pijakan dalam berpikir dan berbuat, tentu takkan terjadi hal serupa ini. Karena dalam Islam, kemuliaan perempuan sungguh terjaga. Jika dia belum baligh, maka perempuan ada di bawah perlindungan ayahnya atau saudara laki-lakinya. begitupun saat dia sudah baligh tapi belum menikah.

Namun, apabila dia sudah menikah, maka suaminya adalah qowwam sekaligus pelindungnya yang utama. Dan yang paling berperan besar dalam melindungi rakyatnya, termasuk perempuan, tentu saja negara. Karena negaralah perisai (Al Junnah) terbesar melindungi aqidah dan akhlak masyarakatnya.

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Masih ingat kan kita dengan riwayat seorang perempuan yang diganggu oleh pemuda kafir Romawi di masa kekuasaan Khalifah Mu'tasim Billah. Perempuan itu berteriak lantang,"Wahai Mu'tasim, dimanakah engkau?"
Sejurus kemudian Sang Khalifah telah menurunkan pasukannya yang mengular demi mendengar teriakan si perempuan tersebut. Yang luar biasanya, kepala pasukan ada di Amuriyah (Turki), tempat  perempuan itu diganggu. Sementara ekornya ada di Baghdad, tempat Khalifah berada. Dan pasukan Islam mampu mengobrak-abrik tentara Romawi dan mengalahkannya.  MasyaAllah...begitu besar penjagaan negara atas seorang perempuan. Ini baru seorang saja. Bagaimana jika banyak yang mengadu? Tentu akan jauh lebih dahsyat lagi pembelaan Khalifah atasnya.

Bagaimana dengan sekarang? Berapa banyak  perempuan muslimah terzalimi? Teraniaya? Tergadai kehormatannya?
Siapa yang membela mereka? Siapa yang melindunginya? 😭😭

Dimana Al Junnah kita?

Kini, saatnya kita mengembalikan kesadaran umat. Agar mereka kembali pada aturan Islam. Yang mampu memposisikan perempuan pada kedudukannya yang mulia. Sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Sebagai pendidik generasi yang taat pada Dien-nya. Sebagai pencetak pemuda-pemuda Islam yang mampu menaklukkan dunia dan menegakkan kembali peradaban Islam yang mulia. Yang menegakkan al Junnah (Perisai) bagi umat. Hingga keberkahan turun dari langit dan memancar dari perut bumi.


Allah Swt berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'rāf : 96)

@LailaThamrin

#Revowriter
#Gemesda