Rabu, 08 Juni 2016



Kokohkan Langkah, Menggapai Cita Bersama


Suasana pagi yang sedikit berawan dan butiran gerimis tipis membasahi sebagian kota Banjarbaru tak mengurangi langkah kami untuk berangkat menuju Hotel Rodhita, tempat dimana anak sulung kami tercinta, Nur Adzkia Kamilah, hari ini mengikuti Wisuda. Ya, hari ini Sabtu, 4 Juni 2016 adalah hari kelulusan Adzkia, panggilan sayang kami, setelah tiga tahun menjalani sekolah di SMP Islam Terpadu Insantama Banjarbaru.

Ada rasa senang yang menggebu-gebu, rasa gembira yang membuncah, meskipun ada rasa gelisah dan sedih yang terselip didalamnya. Hal itu tersirat pada wajah-wajah para siswa, khususnya kelas 6 dan 9 Sekolah Islam Terpadu Insantama ini. Pun juga pada para orang tua yang diundang untuk hadir, meskipun berdandan rapi dan semburat bahagia muncul pada wajahnya, tetapi tetap ada  rasa sedih dan haru yang tersimpan rapi didalamnya.

Itu juga yang muncul pada kami. Sejak pertama duduk dan mendengarkan prosesi awal pembukaan acara, rasa gundah tiba-tiba menyeruak dalam dada. Kata demi kata yang diuangkapkan para guru dan orang tua yang mewakili berbicara didepan podium membuat semakin membuat mata ini tak tahan menampung panasnya air mata yang berdesakan ingin keluar. Hingga penampilan siswa-siswi kelas 5 dan 8 yang begitu menyentuh hati, tak kuasa lagi membendung tetesan air mata ini hingga pecah menjadi sebuah tangisan yang mengalirkan air mata dengan derasnya. Hingga tissu pun tak henti harus ditarik terus dari tempatnya.

Ya...diawali dari sebuah cerita salah satu episode kehidupan Rasulullah SAW ketika mendakwahkan Islam di Mekkah dan Madinah. Dimana salah satu sahabat Beliau, Khalid Bin Walid yang terkenal dengan julukan "Panglima Perang Yang Tak Pernah Kalah", dulunya adalah seorang kafir yang sangat memusuhi Rasul SAW dan pengikut beliau. Dan yang paling fenomenal saat itu adalah kejadian saat Perang Uhud. Kaum Muslimin harus berhadapan dengan pasukan kafir Quraish yang dipimpin oleh Khalid Bin Walid.

Perang ini terjadi di bukit Uhud, dimana dibukit ini kaum muslimin menempatkan pasukan panahnya diatas bukit. Strategi yang sangat bagus kala itu, karena dari atas bukit bisa melihat musuh dengan lebih jelas.  Pertempuran antara kaum Muslimin dan kaum kafir Quraish pun terjadi. Dan dimenangkan oleh kaum muslimin. Kaum kafir pimpinan Khalid Bin Walid mundur ke belakang. Kaum Muslimin bertakbir atas kemenangan ini. Pasukan panah yang ada diatas bukit pun terperangah melihat harta bawaan kaum kafir yang ditinggalkannya begitu banyak. Harta rampasan perang (ghanimah) yang "menyilaukan mata" sebagian besar pasukan perang dari kaum muslimin. Mereka pun beramai-ramai menuruni bukit Uhud menyerbu harta tersebut. Mereka tak perduli terhadap seruan Rasulullah SAW untuk tetap ada ditempatnya masing-masing sebelum diperintahkan berpindah. Inilah awal petaka itu.....

Khalid bin Walid, sebagai pimpinan pasukan musuh yang awalnya kalah tiba-tiba melihat kejadian ini. Dia segera memerintahkan pasukan berkudanya untuk menaiki Bukit Uhud yang ditinggalkan pasukan panah kaum Muslimin dari arah belakang. Hingga mereka mengepung bukit itu. Padahal Rasulullah SAW masih ada dibukit itu, dengan ditemani hanya beberapa orang sahabat saja. Sungguh.....inilah yang membuat tetesan air mataku tak terbendung lagi...membayangkan Manusia yang paling Mulia, Rasulullah Muhammad SAW terkepung musuh dan nyawanya diujung tanduk....hingga beberapa gigi depan beliau rontok karena terkena pukulan orang-orang kafir yang beringas dan sangat bernafsu untuk membunuh Beliau. Tak rela rasanya mendengar cerita ini...dimana Beliau mendapatkan kesakitan yang luar biasa untuk mempertahankan Islam hingga bisa kita kenal dan menjadi hidup kita saat ini.

Air mata ini semakin deras mengalir ketika anak-anak di SIT Insantama ini memvisualisasikannya dengan apik dalam drama singkat ini, namun sarat akan makna.
Begitu besar pengorbanan para sahabat yang melindungi Beliau dipersembunyiannya di Bukit Uhud itu. Ada yang penggal tangannya. Ada yang mendapatkan puluhan luka karena sabetan pedang dan tusukan tombak. Ada yang putus telinganya. Subhanallah....tapi itu menjadi ringan dirasakan oleh para sahabat ketika mendapati Rasulullah SAW masih hidup, meskipun Beliau pun terluka.

Satu pelajaran yang didapatkan dari peristiwa Perang Uhud ini adalah pentingnya ta'at pada pemimpin. Ta'at pada aturan dan perintah dari seorang pemimpin menjadi sangat penting. Karena dari keta'atan ini akan membawa pada tujuan yang ingin dicapai.

Anak-anak di SIT Insantama ini telah mengingatkan semua orang tua yang hadir dan juga semua siswa untuk menjadi seorang hamba yang selalu ta'at pada Khaliknya. Seorang Muslim hanya wajib ta'at pada perintah Allah SWT maupun larangan-Nya.

Masya Allah....sebagai orangtua, kami merasakan bahagia luar biasa, melihat perkembangan anak-anak kami selama bersekolah disini. Ini bukan promosi, tapi kami sekedar menceritakan bagaimana kami merasakan ada hal yang berbeda disekolah ini yang kami dapatkan. Anak kami menjadi individu yang lebih ta'at kepada Allah SWT. Dia sudah terbiasa memakai jilbab(jubah) dan khimar(kerudung) jika keluar rumah. Tentu ini bukan karena takut dengan guru dan orangtuanya, tetapi lebih karena dia faham bahwa itu diperintahkan oleh Allah SWT sesuai dengan firmanNya dalam QS. Al Ahzab : 59 dan QS. An Nur : 31. Tak hanya itu, mereka pun diajarkan bagaimana pergaulan yang benar antara laki-laki dan perempuan didalam Islam, yang intinya "No Pacaran". Dan banyak hal lainnya lagi.

Kebahagian ini tak terkirakan. Keharuan kembali muncul diacara puncak Wisuda ini, ketika satu persatu siswa-siswi kelas 6 dan 9 dipanggil dengan didampingi kedua orangtuanya untuk diberikan kenang-kenangan dari sekolah.
Dan derai tangis anak-anak, para guru dan para orangtua pun semakin bertambah deras ketika sesi terakhir berjalan. Salam-salaman, ucapan ma'af dan terimakasih, peluk cium dan foto bersama sungguh semakin menyempurnakan pertemuan ini. Sungguh berkesan. Wisuda...adalah perpisahan yang rasanya semakin mebuat anak-anak tak ingin berpisah dengan para guru dan teman-temannya. Serasa waktu inginnya tak berputar. Agar terus mereka puas bersama dan tak ada kesedihan yang dirasa. Yang ingin dirasa hanyalah kesenangan dan kegembiraan.

Namun, hidup memang terus melangkah ke depan. Semua rintangan harus dilalui. Semua ujian dan cobaan harus dijalani. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tetapi perpisahan ini hanya sementara, karena kita berharap kan bertemu kembali suatu saat nanti, bahkan hingga ke SurgaNya.

Maka, tak salah sekolah ini megambil tema "Kokohkan Langkah, Menggapai Cita Bersama".  Langkah yang tepat adalah langkah yang sesuai dengan perintah dan larangan  Allah SWT, untuk menggapai cita bersama yaitu menuju pada keridhoanNya.

Selamat buat ananda kami Nur Adzkia Kamilah, semoga sukses terus menyertaimu bersama doa Ummi dan Abi tercinta. Semoga semua cita-citamu mendapatkan ridho dari Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin

Nahnu uhibbuki Adzkia.

Banjarbaru, Sabtu 4 Juni 2016
Wisuda III SIT Insantama
Hotel Rodhita

By : Laila Qadarsih

Senin, 22 Februari 2016

Tim Work Hebat


Cuaca yang akhir-akhir ni kurang bersahabat membuat pertahanan tubuh juga tak mampu bertahan. Kadang panas yang begitu menyengat, tiba-tiba berubah dengan cepat dengan datangnya awan cumulus yang bergumpal-gumpal dan membawa hujan deras. Tiap hari saya nih punya jadwal ngantar dan jemput anak-anak sekolah. Yaah..inilah bagian yang cukup menyenangkan menjadi seorang ibu...hee...."My Trip My Adventure"...meskipun trip nya cuma sekolahan dan rumah...

Nah, ternyata hari itu...saya ga kuat lagi nahan virus nih. Dan jadilah saya sakit, flu menyerang. Setelah sebelumnya Kaka Hanif dan De Naura yang kena duluan, tp mereka sudah berangsur sembuh. Jadi pas pulang jemput anak-anak sekolah, badan saya ga enak banget. Bersin-bersin, hidung mampet, kepala berat, badan rasa sakit semua. Qadarullah...

Walhasil, tempat tidur jadi pilihan yang paling pas deh buat saya. Sambil olesin Vicks dan Minyak kayu putih ke leher, istirahat sebentar dan berdoa semoga Allah segera pulihkan lagi tenaganya.
Eeh..ga lama ternyata de Naura datang kekamar, bawakan segelas besar air teh hangat. Wow..kejutan nih. De Naura bilang, "Mi, ini teh hangatnya buat Ummi. Kan Ummi lagi sakit, jadi Naura bikinin ini buat Ummi supaya Ummi badannya enak." Masyaallah...senang sekali saya dapat suguhan teh hangat dari Naura.
Naura ini sekarang sudah 7 tahun usianya, kelas 1 SD. Alhamdulillah....

Kadang anak-anak kita melakukan hal yang tak disangka-sangka lo bunda....yang bikin air mata kita netes ga terasa. Kaya yang dilakukan Naura itu contohnya. Saya ucapin terimakasih sambil ciumin dia. Nauranya senang dan sumringah sekali...karena merasa dia telah membantu Ummi nya. Kelihatannya kecil ya, tapi efeknya luar biasa. Naura jadi ga minta dibantu untuk ngerjain yang lain-lain hari itu, karena dia tahu Ummi nya lagi sakit dan dia merasa mampu melayani Ummi nya. Saya apresiasi buanget deh....

Kalo Ka Hanif lain lagi. Pas malam beranjak datang, dan kebetulan Abu Hanif hari itu pulang kerja agak malam, sementara saya ga nyaman banget untuk bangun dan masak, saya panggil ka Hanif. Kita diskusi nih...buat menu makan malam itu. Karena Ka Hanif sekarang sudah berusia 10 tahun dan kelas 5 SD, jadinya enak diajak diskusi. Kita diskusi bagaimana caranya supaya makan malam bisa terpenuhi. Dan akhirnya kita sepakati, karena Ka Hanif belum bisa masak dia bertugas beli nasi goreng diujung jalan dekat rumah. Hehehe....praktis dan solutif.
Dan Ka Hanif langsung setuju karena dia suka naik sepeda kemana-mana dan paling suka makan nasi goreng. Klop deh. Tapi sebelum beli nasi goreng, saya minta tolong ka Hanif untuk beli gula dulu ke warung seberang rumah, pas kebetulan gula kita habis. :)
Beres beli gula, berangkatlah si ka Hanif dengan semangat. Wuss....cepet banget!

Sekitar 15 menit....sudah datang lagi dengan nasi goreng ditangan. Hehe. De Naura langsung menyerbu. Ambil piring dan sendok. Trus duduk didepan tempat tidur Ummi, dan makan dengan lahap, setelah sebelumnya berdoa dulu. Subhanallah....luar biasa mereka. Saya bangga dengan mereka.
Hari itu kami bertiga yang tertinggal dirumah, karena si sulung ka Adzkia sekolahnya di Pondok, dan Abi belum datang kerja, kami bisa jadi "Tim Work Hebat". Hehe....
Hebat menurut saya...karena pas saya sakit dan ga bisa memenuhi kebutuhan mereka, Hanif dan Naura bisa bekerja sama membantu Ummi nya.
Rasanya ada perasaan haru biru dalam dada, ada perasaan bersalah juga karena kadang bisa jengkel dengan tingkah polah mereka sehari-hari. Besar ternyata perhatian mereka pada Ummi nya. Walau kadang kita tak melihat secara langsung.

Benar memang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk selalu berakhlak yang baik kepada keluarga. Kepada anak-anak kita terutama. Anak adalah amanah yang paling berharga. Mendidik mereka dengan cinta dan kasih sayang sungguh terasa tenang dan menentramkan. Anak-anak kita adalah penyejuk mata kita, qurrota a'yun. Mendidik mereka dengan baik akan menghantarkan kita ke surgaNya.
Rasulullah SAW bersabda : "Man Laa yarham laa yurham" . Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi (HR. Bukhari)

Catatan manis di hari Kamis, 18 Peb 2016

By : Laila Qadarsih

Senin, 08 Februari 2016

Welcome Back Diriku !

Alhamdulillah....setelah "vacum" sekian lama, akhirnya jari jemari ini mulai rindu tuk kembali aktif.
Saya memang bukan penulis ulung, tapi selalu pengeeeen sekali piawai dalam menulis. Cuma...ya itulah, berkejaran dengan berbagai macam kewajiban hingga blog ini jadi terabaikan. Hehe....
Padahal mestinya keinginan harus dibarengi dengan latihan ya....
"Bisa karena biasa" , begitu kira-kira harusnya...hee....

Dan berkat seorang teman yg mengundang saya untuk gabung di komunitas ibu-ibu yang produktif dengan berbagai prestasi sesuai passion nya, semangat saya untuk menulis kembali muncul. Semoga saya bisa kembali rajin menuangkan "isi kepala" saya ke blog tersayang ini.

Welcome Back diriku ! Hehe....:)