Sabtu, 20 Januari 2018

MAHAR

Lagi ribut masalah mahar. Ini bukan mahar sembarang mahar. Karena bukan dari pengantin laki-laki untuk pengantin wanitanya. Tapi ini mahar politik agar lancar urusan dengan partai pengusungnya.

Duuh...segitunya yang mau jadi penguasa di negeri ini. Alam demokrasi memang bikin pusing. Hari ini kawan, besok sudah jadi pecundang. Hari ini lawan, besok bisa jadi sahabatan. Ternyata benar, tak ada kawan yang abadi. Yang ada hanyalah kepentingan pribadi.
Dalam kapitalisme, ada fulus urusan pun mulus. Karena kesenangan hidup diukur dengan materi. Hingga bahagia itu ketika seseorang berada dipuncak materi.

Cobalah tengok sejarah Islam. Pemimpin dipilih bukan karena dinar dan dirham. Mereka dipilih karena adil dan menjunjung syariat Islam. Perhatikan Khalifah Abu Bakar As Shiddiq ra, dia lembut tapi tegas menerapkan syariat. Juga Khalifah Umar bin Khattab ra terkenal keras perangainya, namun sangat dicintai rakyat. Lihat pula Khalifah Utsman bin Affan ra, pemalu tapi sangat bersahaja dalam mengayomi rakyatnya. Begitu pun Khalifah Ali bin Abi Thalib ra, yang sangat muda namun kecerdasannya tak ada yang menandingi.

Itu baru empat khalifah. Apatah lagi  khalifah lain dimasa selanjutnya dari Bani Ummayyah, Abassiyah, hingga Utsmaniyah. Semua sama, karena sistem yang dianut juga sama. Aqidah Islam pijakannya, syariat Islam menjadi rambunya. Dan yang pasti, tak mengenal mahar politik. Apalagi dengan jumlah fantastis.

*****

Sungguh miris melihat  negeri ini. Ketika penguasa sudah berdiri, mereka  pun tak peduli lagi dengan rakyatnya. Bahan pangan tak mencukupi. Listrik semakin hari semakin meninggi. Beli gas pun kadang harus ngantri. Meski sebelumnya rakyatlah yang selalu  diberi janji, demi menuntaskan ambisi. Tapi kenyataannya, jauh panggang dari api.Tidakkah ini cinta palsu dari seorang penguasa negeri?

Sedih rasanya melihat rakyat negeri ini. Tak ada lagi harapan di hati. Seolah jiwa telah mati. Hidup pun hanya menunggu giliran dieksekusi. Karena terjajah di negeri sendiri, bahkan oleh bangsa sendiri.

Semoga khilafah segera tegak berdiri. Agar kesejahteraan hidup bisa dinikmati. Dan Allah pun kan meridhoi.

Laila Thamrin
17012018

#Day17
#KompakNulis
#OPEy
#Revowriter
#AMK4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar