Rabu, 06 Maret 2019

#SerialTaqarrubIlallah01

Oleh : Laila Thamrin

Ihsanu al-'Amal

Allah Swt berfirman :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun." (QS. Al Mulk[67] : 2)

Ihsanu al-'Amal bermakna amal yang baik. Menurut para imam salaf rahimahullah, supaya amal itu menjadi baik maka harus terkandung dua hal di dalamnya. Pertama, ikhlas semata-semata melakukannya karena Allah. Kedua, sesuai dengan syara'.

Sebagaimana ucapan seorang tokoh terkemuka di masa tabi'it tabi'in, Fudhail bin 'Iyadh tentang surah al-Mulk ayat 2 tersebut. Dia berkata, "Yakni yang paling ikhlas dan yang paling benar." Lalu dikatakan, "Wahai Abu 'Ali, apa itu yang paling ikhlas dan paling benar?" Dia berkata, "Sesungguhnya amal perbuatan itu jika tepat tetapi tidak ikhlas, maka tidak diterima. Sebaliknya, jika ikhlas tapi tidak benar, juga tidak diterima. Amal tidak diterima sampai merupakan amal yang ikhlas dan benar. Ikhlas adalah amal dilakukan karena Allah. Dan benar adalah berada di atas as-sunnah."

Begitu gamblang apa yang diterangkan oleh Fudhail bin 'Iyadh tentang amal yang baik ini. Maka, perlu kiranya kita menengok kembali ke belakang, sudahkah amal kita memenuhi dua kriteria ini? Dan yakinkah kita bahwa amal kita akan terima Allah Swt?

Terkadang kita lupa untuk meniatkan amal kita hanya karena Allah. Tapi inginnya terlihat baik di mata manusia. Nastaghfirullah!
Apalagi jika ternyata yang kita lakukan tak ada syari'atnya dalam Islam. Bagaimana amal kita bisa diterima oleh-Nya?

Contoh nih, seseorang yang suka berderma ke anak yatim, juga kaum gelandangan dan orang-orang miskin lainnya. Niatnya sedekah sih, tapi setelahnya tebar berita ke medsos. Akhirnya pujian pun mengalir padanya. Nah, yang begini hati-hati ya amalnya tertolak. Karena niatnya tak ikhlas, meski caranya sesuai syariat Islam.

Atau berderma secara ikhlas karena Allah, tak menyebarkan beritanya kemanapun. Namun harta yang disumbangkan dari hasil keringat yang tak halal, semisal korupsi, berjudi, jualan narkoba, atau hasil kecurangan dalam berdagang. Maka yang demikian pun bisa tertolak amalnya.

Al-Hasan bin ar-Rabi' mengatakan tentang jihadnya al-Imam al-Jalil Abdullah bin al-Mubarak : Seorang penunggang kuda keluar dari barisan pasukan kaum Muslim seraya mengenakan penutup wajah lalu membunuh tentara Persia yang membunuh kaum Muslim, maka kaum Muslim pun bertakbir untuknya. Lalu dia masuk ke tengah kerumunan orang dan tidak ada seorang pun yang mengetahui dia. Aku ikuti dia sampai aku memintanya karena Allah agar dia mengangkat penutup wajahnya maka aku pun mengenalnya, lalu aku katakan, "Engkau sembunyikan diri dengan kemenangan besar yang Allah Swt mudahkan melalui kedua tanganmu?" Maka dia berkata,"Apa yang aku lakukan untuk Dia (Allah Swt) maka tidak tersembunyi bagi-Nya."

Begitulah gambaran amal seseorang yang ikhlas karena Allah Swt dan sesuai dengan syara'. Amal seperti inilah yang akan diterima oleh Allah. Tak peduli apakah manusia lainnya melihat atau tidak apa kebaikan yang dia lakukan, yang penting Allah tahu dan ridha' atasnya, itu cukup baginya.

Karenanya, bagi setiap Muslim harus terus memupuk sifat seperti ini sebagai upaya taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Yang beramal kebaikan sesuai hukum syara' dan melakukannya ikhlas karena Allah semata. Dan inilah sebaik-baik amal yang akan mendatangkan pahala.

Batola, 06032019

#OPEy2019
#Part7
#Day3
#Gemesda
#MenyalaBersamaRevowriter
#Revowriter5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar