Kamis, 28 Maret 2019

#SerialTaqarrubIlallah05

Oleh : Laila Thamrin

Takut Kepada Allah Swt

Suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab ra terlihat menangis saat seorang ajudannya menceritakan bahwa seekor keledai di Iraq telah tergelincir kakinya karena jalanan yang berlubang. Akibatnya keledai itu pun meluncur ke jurang.

Sang ajudan keheranan melihat ekspresi Umar bin Khattab ra yang terkenal keras dan tegas, bisa menangis hanya karena seekor keledai yang terjungkal. Akhirnya, ajudan itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?"

Dengan sorot mata yang tajam Khalifah menjawab,"Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah kamu lakukan ketika memimpin rakyatmu?"

MasyaAllah...begitu besar tanggung jawab Khalifah Umar bin Khattab ra terhadap rakyatnya. Pandangannya yang jauh ke depan membuat dia menangis saat "hanya" seekor keledai yang terjatuh ke jurang karena jalanan yang rusak dan berlubang. Karena lubang di jalanan tersebut tak hanya bisa membuat keledai celaka, tapi juga sangat besar kemungkinannya manusia pun celaka karenanya.  Dan dia sebagai pemimpin merasa telah lalai untuk memberikan pelayanan terkait dengan jalan di Iraq. Maka, ketakutan segera menyelusup ke seluruh tubuhnya. Hingga airmata tak sanggup lagi dibendungnya.

Ya, beliau merupakan contoh seorang pemimpin yang sangat layak diteladani. Pemimpin yang sangat perhatian pada rakyatnya. Bertanggungjawab penuh untuk menyejahterakan rakyatnya. Bahkan beliau tak pernah mau makan enak, sebelum rakyatnya kenyang. Mengapa kiranya Khalifah Umar bin Khattab ra bisa seperti itu?

Takut kepada Allah Swt jawabannya. Karena beliau takut akan murka dan azab Allah jika melanggar syariat-Nya.
Benarlah hadits Qudsi ini :
"Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, aku tidak akan menghimpun terhadap hamba-Ku dua rasa takut dan dua rasa aman. Jika dia takut kepada-Ku di dunia, maka aku beri rasa aman padanya pada Hari Kiamat.  Sebaliknya, jika dia merasa aman dari-Ku di dunia maka Aku beri dia rasa takut pada Hari Kiamat." (HR. Ibnu Hibban, al-Baihaqi, Ibnu al-Mubarak)

Menjadi seorang pemimpin perlu wawasan yang luas. Visi dan misi yang ideologis. Agar kesejahteraan rakyat terpenuhi seluruhnya. Serta tak tergiur pada harta duniawi semata.

Jika kita ambil ibrohnya, bahwasanya rasa takut yang harus dibagun adalah takut akan azab Allah Swt. Sehingga menuntut kita untuk tetap berada dalam koridor syariat Islam. Tak keluar barang sedikit pun.

Terlebih lagi para da'i yang menyuarakan Islam yang hakiki, yaitu Islam Kaffah. Harus senantiasa berani menyampaikan kebenaran, meski celaan orang-orang yang suka mencela datang bertubi-tubi. Bahkan persekusi tak jarang pula akan dialami. Takutnya hanya pada Allah Azza wa Jala. Yang justru akan menimpakan azab bagi orang yang lalai atau bahkan benci terhadap syariat-Nya.

Wallahu'alam bish shawwab. []

Handil Bakti, 10032019

#OPEy2019
#Part7
#Day7
#Gemesda
#MenyalaBersamaRevowriter
#Revowriter5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar