Minggu, 24 Desember 2017

PUJIAN

Seorang hamba yang bertaqwa tak perlu pujian dari sesamanya ketika berbuat kebaikan, lebih-lebih ketika melaksanakan kewajiban. Manusia hanya perlu pujian dari Allah semata, karena pujianNya mengandung pahala yang kan menyelamatkan manusia. Dan ini takkan bisa diberikan oleh siapapun kecuali Dia.

Pujian dari sesama manusia kadang bisa menjerumuskan. Karena bisa jadi setelah dipuji, riya kan menghampiri diri. Tapi, kadang disisi yang lain pujian bisa menjadi penyemangat agar diri semakin bertambah-tambah kebaikannya.

Namun, pujian hanya tepat diberikan pada seseorang yang melaksanakan hukum Allah dengan benar. Bukan yang melanggarnya. Apalagi menginjak-injaknya. Karena nilai terpuji dan tercela hanyalah dari sisi Allah semata. Bukan dari manusia.

Jadi, layakkah Hakim-hakim MK mendapatkan pujian, padahal hukum yang mereka agungkan adalah hukum buatan manusia?

أَفَحُكْمَ الْجٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al Maidah : 50)

Laila Qadarsih Thamrin
24122017

#IslamKaffah
#PenulisBelaIslam
#PengingatDiri
#BeraniNulisBeraniDakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar