Senin, 28 Mei 2018

Buka Mata Buka Hati #04

Islam Adalah Lentera
By : Laila Thamrin
Praktisi Pendidikan

Pernah merasakan hidup di malam hari tergantung dengan lampu minyak atau lentera gak?
Barangkali generasi kita sudah berada pada generasi lampu pijar atau neon dari aliran listrik ya. Tapi saya masih sempat menikmati lampu minyak loh...meski gak tiap malam sih. Namun, seingat saya, sewaktu masih kecil ada giliran untuk mendapatkan aliran listrik ke rumah saya. Dua hari sekali atau tiga hari, saya tak terlalu tahu hitungannya. Yang pasti setelah terang benderang dinikmati beberapa malam, berikutnya giliran pakai lampu minyak atau lilin yang cahayanya agak remang-remang gitu.

Kalo sudah giliran pakai lampu minyak, atau lampu templok biasa kami sebut, aktifitas jadi kurang bersemangat. Bawaannya ngantuk melulu. Hehe..benar gak?
Apalagi saya yang agak penakut, kemana-mana serasa ada yang membayangi....hiii...
Padahal bayangan sendiri yang jadi lebih besar karena efek lampu templok...wkwkwkwk...

Terasa banget deh perbedaan terangnya. Antara lampu templok yang bahan bakarnya minyak tanah, dengan lampu neon yang sumber cahayanya dari arus listrik. Kalo yang muka jerawatan jadi lebih kelihatan deh saat lampu listrik menyala...hihihi....😅

Lampu listrik dan lampu minyak saja begitu jelas perbedaannya ya...apalagi Islam sebagai penerang dalam kehidupan. Tentulah akan sempurna menerangi arah mana yang harus kita tempuh. Bahkan, lampu minyak yang ada saja berbeda-beda kwalitasnya. Ada yang terangnya hampir ke pelosok ruangan. Tapi ada pula hanya pada bagian-bagian tertentu.

Maka benarlah seandainya Islam diibaratkan seperti lampu listrik ini, cahayanya kan mampu menerangi ke banyak lapisan masyakat. Bahkan ke seluruh negeri di dunia ini. Atau, jikalau pun diibaratkan lampu minyak, dia lampu minyak yang terawat. Kacanya selalu dibersihkan, sumbunya panjang dan minyaknya selalu full terisi.

Namun jika Islam dicampakkan atau hanya ditempatkan dipojok ruangan sebagai pelengkap pajangan, tentu nasibnya persis sama dengan lampu minyak yang kecil, jarang dibersihkan kacanya, minyaknya sedikit dan sumbunya pendek. Takkan mampu menerangi seluruh negeri di dunia ini. Bahkan lama-kelamaan akan redup apinya dan mati. Gelaplah seluruh ruangan. Maka gelapkan seluruh negeri tanpa Islam.

Karenanya, tak diragukan lagi Islam itu mampu memberikan penerangan dan petunjuk arah bagi manusia.

اللَّهُ وَلِىُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوٓا أَوْلِيَآؤُهُمُ الطّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ أُولٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 257)

Maka tak ada yang salah dengan ajaran Islam bukan?

Cahaya yang baik keluar dari sumber yang berkwalitas. Sebagaimana kehidupan yang baik lahir dari sistem Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Banjarmasin, 28052018 - 12Ramadan1439H

#IslamSelamatkanNegeri
#BanggaBerIslam
#KhilafahAjaranIslam
#RamadhanBersamaRevowriter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar