Kamis, 03 Mei 2018

BAHAGIA MENJADI IBU


Menjadi orangtua itu bukan kebetulan. Tapi sebuah pilihan yang dimulai dari proses memilih pendamping hidup. Hingga ketika sebuah pernikahan telah melahirkan anak-anak yang lucu dan menggemaskan, maka wajiblah menjadi orangtua yang amanah.

Ya, kadang kita menjadi orangtua merasa "kebetulan". Karena telah menikah dan dikarunia anak. Maka predikat orangtua pun melekat. Mau tak mau harus "bersedia" (bila tak ingin dikatakan "terpaksa") mengasuh anak.

Padahal mengasuh tak sekedar memberi makan dan minum agar anak bertumbuh besar. Tapi, mengasuh itu memastikan bahwa anak kita terjaga jiwa dan raganya, juga aqidahnya.

Jadi tugas seorang Ibu lah mengasuh sekaligus mendidik mereka agar tertancap aqidah, adab dan akhlak Islami.

Susah? Iya, pasti. Tapi gak nyusahin ko.  Justru ini kesempatan Ibu untuk rajin cari ilmu. Ilmu agama dan juga ilmu mendidik anak. Biar Ibu pintar, anak juga pintar. Sekaligus Ibu bisa menjaring pahala...☺

Memberikan konsep diri positif adalah awal yang harus dilakukan orangtua. Misal nih, memanggil dengan sebutan _"Abdullah yang shalih", "anak ummi yang cerdas", "Fatimah hafizah",_ dan serupa itu lah. Jangan lupa beri reward pada anak jika mereka bersikap baik. Khususnya yang berusia 0-6 tahun. Agar mereka senang, dan tertanam dalam dirinya sikap percaya diri, tidak mudah menyerah, suka tantangan dan juga senang diberi amanah.

Usia lebih dari 6 tahun juga masih oke dikasih reward. Tapi bisa jadi rewardnya disepakati bersama antara anak dan orangtua. Misal, kalo ananda bisa merapikan tempat tidur tiap hari sepakat dikasih buku bacaan yang mereka suka. Biasanya cespleng nih yang begini. Hee...😁

Reward tak harus materi loh. Pelukan, ciuman dan pujian pada anak bisa jadi reward. Bisa juga anak digendong, atau dibantu merapikan mainannya, dsb.  Sepele ya sepertinya. Tapi bagi anak ini sudah luar biasa. Mereka butuh dihargai. Dan penghargaan utama adalah dari orangtuanya.

“Bahwa Nabi Shallahu’alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali, dan disamping beliau ada Aqro’ bin Habis at-Tamimy, maka berkatalah Aqro’: Sesungguhnya aku punya 10 orang anak tetapi tidak seorangpun yang pernah kucium. Lalu Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam melihat kepadanya seraya berkata : Barangsiapa yang tidak mau menyayangi maka ia tidak akan disayangi” (HR Bukhari)

Tapi kadang ibu nih suka gak sabaran kalo sudah berhadapan dengan anak. Apalagi kalo ananda merengek, gak mau diatur, gak mendengarkan apa yang disampaikan ibu, de el el deh. Nah, padahal ,  justru sabar adalah kuncinya.

Ya, emosi memang sering membuncah pada ibu ketika anak merengek. Apalagi para ibu kadang juga didera rasa capek. Tiba-tiba anak meminta sesuatu. Maka saat itu banyakin istighfar aja deh Bu. Dan bawa menenangkan diri dulu deh. Menepi ke pojokan. Atau basuh dengan sejuknya air wudhu. Jika ibu sudah  tenang, baru deh diselesaikan masalah ananda tadi.

Sabar bukan berarti membiarkan apapun terjadi seperti air mengalir. Bukan begitu. Tapi sabar bermakna melaksanakan sesuatu sesuai syariatNya. Kemudian jalani prosesnya. Dan tunggulah hasilnya. Maka kelak kita kan memetiknya.

So, ibu tetap harus mengupayakan berkomunikasi dengan baik pada ananda. Sesuaikan dengan level usianya. Pilih bahasa yang paling mudah dicerna mereka. Nah, ini tentu perlu ilmu juga ya, Bu. Hehe...jadi memang jadi ibu nih luar biasa. Harus belajar terus tiap hari, tiap waktu dan setiap ada kesempatan. 😊

Keteladanan orangtua juga utama. Terutama dari ibunya yang senantiasa ada bersama ananda. Keteladanan dalam kebaikan. Makanya, ibu haruslah berusaha shalih sebelum menuntut anaknya shalih. Jangan pernah nyuruh gadis kecilnya pakai hijab kalo ibu masih mengurai rambutnya ketika keluar rumah. Pake dicat warna-warni lagi rambutnya. Kira-kira anak mau melaksanakan yang mana? Yakin deh..pasti ikut gaya ibunya ! 😰

Anak yang punya konsep diri positif akan mudah diarahkan. Jika usia mereka sudah mendekati baligh atau bahkan sudah baligh, maka optimalkan proses berpikirnya. Ajak mereka untuk mengerti tentang konsep penciptaan manusia dan keberadaan mereka di dunia. Agar kelak mereka akan mampu menentukan jalan hidupnya yang benar sesuai syariat Islam.

Lagi-lagi ini menuntut ibu harus belajar terus sepanjang waktu. Dari mulai belajar mendidik anak sejak bayi, batita, balita, pra baligh, remaja. Bahkan sampai anak dewasa. Maka pahala untuk ibu pun mengalir deras dari sini.

Gimana Bu, mau kan terus belajar? So, gak ada ruginya jadi seorang ibu. Semua yang dilakukan ibu selama ikhlas karena Allah, dan benar sesuai syariat, maka pintu surga siap terbuka dari segala arahnya.

Ternyata bahagia ya
menjadi Ibu  😍

Banjarmasin, 03 Mei 2018
Laila Thamrin
(Praktisi Pendidikan Usia Dini dan Ketua Komunitas Ibu Cerdas Banua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar