Kamis, 04 April 2019

Warisan Peradaban Islam yang Tenggelam

Oleh : Laila Thamrin

Telah lama Barat menganggap bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka raih, karena mereka fokus pada kehidupan dunia dan meninggalkan agama. Karena sejarah panjang era kegelapan telah membuat mereka alergi terhadap agama.

Berbeda dengan Islam. Sebagai ideologi, Islam justru tak memisahkan urusan kehidupan dengan agama. Semua satu kesatuan yang menyeluruh dan tak bisa dipisahkan. Bahkan karena keagungan ajaran Islam, muncullah para ilmuwan Islam yang diakui dunia. Mereka tak sekedar ilmuwan, tapi juga sekaligus menjadi ahli ibadah, ahli hadits, ahli ilmu alquran dan berbagai gelar lainnya yang tersemat.

Sejarah mencatat bahwa lahirnya para ilmuwan muslim ini justru saat mereka hidup dalam naungan syariat Islam, naungan Khilafah Islamiyah. Sebelum Islam datang, bangsa arab hanya mengenal ilmu sejarah dan geografi hanya sedikit. Tetapi, sejak Islam tegak mengharuskan perluasan wilayah dengan jihad. Sehingga kaum muslimin haruslah menjelajah berbagai daerah. Menempuh daratan, gunung, lembah, sungai, lautan dan berbagai bentang alam lainnya. Dari sini, berkembanglah ilmu sejarah dan geografi dari para ilmuwan muslim.

Tak hanya itu, kaum muslimin juga mulai mempelajari tentang hewan dan tumbuhan. Hewan-hewan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Juga tumbuhan yang berguna bagi pengobatan. Sehingga ilmu zoologi dan botani juga digeluti oleh para ilmuwan muslim demi keberlangsungan hidup manusia.

Sekolah-sekolah juga kemudian dibangun oleh khalifah. Pada masa Khilafah Bani Abbasiyah, khususnya zaman Khalifah al-Mansur dan Khalifah al-Makmun, banyak aktivitas dilakukan untuk menerjemahkan karya ilmiah. Dan pada akhir abad ke-10 telah banyak karya ilmiah penting yang dihasilkan. Banyak para penerjemah yang terkenal dari berbagai suku bangsa, seperti Naubakht dari Persia dan Muhammad bin Ibrahim al-Fazari dari Arab.

Tak cukup sampai disitu, berbagai bidang ilmu lainnya pun dikuasai oleh para ilmuwan muslim. Kita mengenal sebagian nama-nama mereka hingga saat ini. Sebut saja al-Biruni yang terkenal di bidang kimia dan botani, al-Idrisi di bidang geografi, Ibnu Sina di bidang kedokteran, al-Khawarizmi di bidang matematika, dan sederet nama-nama ilmuwan lainnya.

Dan yang paling membanggakan bahwasanya ilmu yang mereka temukan tetap dijadikan sebagai acuan bagi ilmu-ilmu terapan masa kini. Dari merekalah akhirnya kita bisa mengenal arah kiblat, arah mata angin, memilih menu makanan sehat, memasak dengan cara mudah dan cepat, dan lain sebagainya.

Inilah karya ilmuwan muslim di masa keemasan peradaban Islam. Yang menjadi dasar berkembangnya ilmu pengetahuan selanjutnya. Semua tak lepas dari peran negara yang memberikan ruang dan kesempatan besar pada mereka. Memberikan fasilitas secara cuma-cuma untuk mereka belajar dan mengembangkan risetnya. Sarana dan prasarana berupa bangunan sekolah dan asrama, buku-buku yang diperlukan, alat-alat laboratorium untuk penelitian, dan lain sebagainya. Bahkan, perpustakaan menjadi perhatian negara pula. Dan terus di dorong oleh negara agar kaum muslimin mencintai ilmu. Hingga karya-karya mereka dibukukan dengan rapi dan menjadi bahan literatur generasi selanjutnya.

Demikianlah warisan peradaban Islam yang kita miliki. Sejatinya, warisan ini tetap terjaga dalam naungan Khilafah Islamiyah. Namun sayang, saat ini warisan peradaban Islam ini tenggelam dalam hiruk pikuk kapitalisme yang menyelimuti dunia. Sehingga, banyak generasi muda Islam tak kenal dengan peradabannya sendiri. Kini saatnya kita berjuang untuk mengembalikan Khilafah Islamiyah tegak di muka bumi. Agar peradaban Islam kembali berdiri dan kokoh hingga akhir zaman nanti.[]

#postingbareng
#peradabanIslam
#peradabanliterat
#miladrevowriter
#revowriter5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar